HERACLITUS
(550-480 SM)
(550-480 SM)
1. Riwayat Hidup
Singkat
Heraclitus adalah
seorang filsuf Yunani yang hidup sekitar abad ke-5 SM (550-480 SM) yang
mempunyai sifat dan pandangan yang berbeda dengan filosof lain. Ia hidup
sezaman dengan Pythagoras dan Xenophanes, namun lebih muda usianya dari mereka.
Heraclitus hidup di Efesus sebuah kota penting di Pantai Ionia, Asia kecil yang
tidak jauh dari Miletus, tempat kelahiran filsafat. Dirinya dikenal sebagai Si
Gelap (ho skoteinas) karena
sangat sulit untuk menelusuri dan memahami jalan pikirannya. Nama itu menunjuk
pesimisme yang ada padanya. Pesimisme ini ditimbulkan dari keadaan politik pada
waktu itu atau akibat pengajarannya tentang kefanaan dunia. Fragmen-fragmennya
yang ditemukan ditulis dalam bentuk kalimat-kalimat yang estetis dan rumit
sehingga bisa menyebabkan salah penafsiran bagi pembacanya. Hal ini adalah
kekhasan dalam diri Herakleitos karena dia memang mencoba mengungkapkan
pemikirannya dalam bentuk puisi atau epigram yang elegan. Dalam hidupnya,
Herakleitos mengabdikan diri untuk mendalami filsafat lewat
pemikiran-pemikirannya yang bersifat spekulatif. Aliran atau tradisi yang
dianut olehnya tidak termasuk ke dalam aliran filsafat manapun. Minat utama
dari seorang Heraclitus adalah Metafisika, Epistemologi, Etika dan Politik.
Gagasan penting yang dicetuskan olehna disebut dengan Logos.
2. Karya-karya
Heraclitus dinyakini telah menulis sebuah buku namun telah
hilang dan tidak diketahui keberadaannya. Yang sampai saat ini hanya 130
fragmen yang terdiri dari pepatah-pepatah pendek yamg sering kali tidak je;as
arti dan maksudnya. Pemikirannya tidak mudah dipahami dan dimengerti sehingga
Ia dijuluki “Si Gelap”.
3. Ajaran
Ajaran Herakleitos yang paling terkenal adalah mengenai perubahan-perubahan
di alam semesta yaitu sebagai berikut:
a. Tentang Api
Heraclitus
mengatakan bahwa semuanya adalah api. Maksudnya berlainan dengan filsuf-filsuf
dari Miletos yang menunjukkan air atau udara sebagai zat asli dari mana seluruh
alam berkembang. Bagi Heraclitus api sebenarnya tidak merupakan suatu anasir
yang dapat menerangkan kemantapan dibelakang perubahan-perubahan dalam alam,
melainkan api melambangkan perubahan itu sendiri. Tidak sulit untuk mengerti
apa sebab Heraclitus memilih api. Nyala api senantiasa memakan bahan bakar yang
baru. Dan bahan bakar itu senantiasa berubah menjadi abu dan asap. Namun api
itu tetap api yang sama. Oleh karenanya api itu cocok sekali untuk melambangkan
kesatuan dalam perubahan. Kata Heraclitus: “Ada suatu pertukaran ; semua benda
ditukar dengan api dan api ditukar dengan semua benda , seperti barang dengan
emas dan emas dengan barang” (fr.90).
b.Tentang Panta Rhei
Pemikiran filsafatnya terkenal dengan filsafat menjadi. Ia
mengemukakan bahwa segala sesuatu (yang ada itu) sedang menjadi atau selalu
berubah. Sehingga ucapannya yang terkenal: Panta
rhei kai uden menci, artinya segala sesuatunya mengalir bagaikan arus
sungai, dan tidak tahu satu orangpun dapat masuk ke sungai yang sama dua kali.
Alasannya oleh karena sungai pertama telah mengalir, berganti dengan air yang
berada dibelakangnya. Demikian pula dengan segala yang ada, tidak ada yang
tetap, semuanya berubah. Akhirnya, dikatakan bahwa hakikat dari segala sesuatu
itu adalah menjadi, maka filsafatnya dikatakan filsafat menjadi.
c.Tentang Kosmos
Heraclitus mengatakan bahwa alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah;
sesuatu yang dingin berubah menjadi panas, yang panas berubah
menjadi dingin. Itu berarti bila kita hendak memahami kehidupan kosmos, kita
mesti menyadari bahwa kosmos itu dinamis. Kosmos tidak pernah berhenti (diam);
ia selalu bergerak, dan bergerak berarti berubah. Gerak itu menghasilkan
Perlawanan-perlawanan. Itulah sebabnya ia sampai pada kongklusi
bahwa yang mendasar dalam alam semesta ini bukanlah bahan atau stuffnya seperti
yang dipertanyakan oleh filosof pertama itu, melainkan prosesnya (Warner,
1961:28). Pernyataan “semua mengalir’ berarti semua berubah bukanlah pernyataan
yang sederhana. Implikasi pernyataan ini amat hebat. Pernyataan itu mengandung
pengertian bahwa kebenaran selalu berubah, tidak tetap. Pengertian adil pada
hari ini belum tentu masih benar besok. Hari ini 2 X 2 = 4 besok bisa saja
bukan empat.
d.Tentang Logos
Logos
mempunyai peranan penting dalam pemikiran mahzab Stoa dan mereka menyangka
bahwa mereka mengambil alih ajaran ini begitu saja dari Heraclitus. Padahal,
gagasan Heraclitus tentu tidak boleh disetarafkan dengan anggapan mahzab Stoa
dikemudian hari. Dalam fragmen-fragmen yang masih tersimpan, kata logos
juga muncul beberapa kali, tetapi para ahli menyodorkan terjemahan dan
keterangan yang berlainan. Demkianlah titi ajaran Heraclitus ini dikelilingi
dengan ketidakpastian besar sekali. Barangkali kita boleh mengatakan sebagai
berikut : logos atau rasio merupakan hukum yang menguasai
segala-galanya. Menurut perorangan, terutama jiwanya juga mengambil bagian
dalam logos itu. Logos bersifat ilahi, tetapi tentu saja tidak
boleh ditafsirkan sebagai Allah yang personal atau Allah yang berupa pribadi.
Anggapan yang terakhir ini tidak mungkin dicocokkan dengan alam pikiran Yunani
pada waktu itu. Menurut beberapa kesaksian logos harus disamakan dengan
api. Dan memang dapat diperkirakan bahwa Heraclitus membayangkan logos sebagai
sesuatu yang material , karena pada waktu itu filsafat Yunani belum sanggup
mengerti “yang rohani” sebagai tak jasmani. Tetapi biarpun Heraclitus belum
sanggup untuk mengertikan “yang rohani” menjadi jelas juga bahwa ajaran logos
melebihi sesuatu yang sifatnya material semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar