Minggu, 09 November 2014

HERACLEITOS



HERACLITUS
(550-480 SM)







                                              
                              
1. Riwayat Hidup Singkat
Heraclitus adalah seorang filsuf Yunani yang hidup sekitar abad ke-5 SM (550-480 SM) yang mempunyai sifat dan pandangan yang berbeda dengan filosof lain. Ia hidup sezaman dengan Pythagoras dan Xenophanes, namun lebih muda usianya dari mereka. Heraclitus hidup di Efesus sebuah kota penting di Pantai Ionia, Asia kecil yang tidak jauh dari Miletus, tempat kelahiran filsafat. Dirinya dikenal sebagai Si Gelap (ho skoteinas) karena sangat sulit untuk menelusuri dan memahami jalan pikirannya. Nama itu menunjuk pesimisme yang ada padanya. Pesimisme ini ditimbulkan dari keadaan politik pada waktu itu atau akibat pengajarannya tentang kefanaan dunia. Fragmen-fragmennya yang ditemukan ditulis dalam bentuk kalimat-kalimat yang estetis dan rumit sehingga bisa menyebabkan salah penafsiran bagi pembacanya. Hal ini adalah kekhasan dalam diri Herakleitos karena dia memang mencoba mengungkapkan pemikirannya dalam bentuk puisi atau epigram yang elegan. Dalam hidupnya, Herakleitos mengabdikan diri untuk mendalami filsafat lewat pemikiran-pemikirannya yang bersifat spekulatif. Aliran atau tradisi yang dianut olehnya tidak termasuk ke dalam aliran filsafat manapun. Minat utama dari seorang Heraclitus adalah Metafisika, Epistemologi, Etika dan Politik. Gagasan penting yang dicetuskan olehna disebut dengan Logos.
2. Karya-karya
Heraclitus dinyakini telah menulis sebuah buku namun telah hilang dan tidak diketahui keberadaannya. Yang sampai saat ini hanya 130 fragmen yang terdiri dari pepatah-pepatah pendek yamg sering kali tidak je;as arti dan maksudnya. Pemikirannya tidak mudah dipahami dan dimengerti sehingga Ia dijuluki “Si Gelap”.


3. Ajaran
Ajaran Herakleitos yang paling terkenal adalah mengenai perubahan-perubahan di alam semesta yaitu sebagai berikut:
a. Tentang Api
Heraclitus mengatakan bahwa semuanya adalah api. Maksudnya berlainan dengan filsuf-filsuf dari Miletos yang menunjukkan air atau udara sebagai zat asli dari mana seluruh alam berkembang. Bagi Heraclitus api sebenarnya tidak merupakan suatu anasir yang dapat menerangkan kemantapan dibelakang perubahan-perubahan dalam alam, melainkan api melambangkan perubahan itu sendiri. Tidak sulit untuk mengerti apa sebab Heraclitus memilih api. Nyala api senantiasa memakan bahan bakar yang baru. Dan bahan bakar itu senantiasa berubah menjadi abu dan asap. Namun api itu tetap api yang sama. Oleh karenanya api itu cocok sekali untuk melambangkan kesatuan dalam perubahan. Kata Heraclitus: “Ada suatu pertukaran ; semua benda ditukar dengan api dan api ditukar dengan semua benda , seperti barang dengan emas dan emas dengan barang” (fr.90).

      b.Tentang Panta Rhei
Pemikiran filsafatnya terkenal dengan filsafat menjadi. Ia mengemukakan bahwa segala sesuatu (yang ada itu) sedang menjadi atau selalu berubah. Sehingga ucapannya yang terkenal: Panta rhei kai uden menci, artinya segala sesuatunya mengalir bagaikan arus sungai, dan tidak tahu satu orangpun dapat masuk ke sungai yang sama dua kali. Alasannya oleh karena sungai pertama telah mengalir, berganti dengan air yang berada dibelakangnya. Demikian pula dengan segala yang ada, tidak ada yang tetap, semuanya berubah. Akhirnya, dikatakan bahwa hakikat dari segala sesuatu itu adalah menjadi, maka filsafatnya dikatakan filsafat menjadi.
   
      c.Tentang Kosmos
Heraclitus mengatakan bahwa alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah; sesuatu yang dingin berubah  menjadi panas, yang panas berubah menjadi dingin. Itu berarti bila kita hendak memahami kehidupan kosmos, kita mesti menyadari bahwa kosmos itu dinamis. Kosmos tidak pernah berhenti (diam); ia selalu bergerak, dan bergerak berarti berubah. Gerak itu menghasilkan
Perlawanan-perlawanan.  Itulah sebabnya ia sampai pada kongklusi bahwa yang mendasar dalam alam semesta ini bukanlah bahan atau stuffnya seperti yang dipertanyakan oleh filosof pertama itu, melainkan prosesnya (Warner, 1961:28). Pernyataan “semua mengalir’ berarti semua berubah bukanlah pernyataan yang sederhana. Implikasi pernyataan ini amat hebat. Pernyataan itu mengandung pengertian bahwa kebenaran selalu berubah, tidak tetap. Pengertian adil pada hari ini belum tentu masih benar besok. Hari ini 2 X 2 = 4 besok bisa saja bukan empat.

      d.Tentang Logos
Logos mempunyai peranan penting dalam pemikiran mahzab Stoa dan mereka menyangka bahwa mereka mengambil alih ajaran ini begitu saja dari Heraclitus. Padahal, gagasan Heraclitus tentu tidak boleh disetarafkan dengan anggapan mahzab Stoa dikemudian hari. Dalam fragmen-fragmen yang masih tersimpan, kata logos juga muncul beberapa kali, tetapi para ahli menyodorkan terjemahan dan keterangan yang berlainan. Demkianlah titi ajaran Heraclitus ini dikelilingi dengan ketidakpastian besar sekali. Barangkali kita boleh mengatakan sebagai berikut : logos atau rasio merupakan hukum yang menguasai segala-galanya. Menurut perorangan, terutama jiwanya juga mengambil bagian dalam logos itu. Logos bersifat ilahi, tetapi tentu saja tidak boleh ditafsirkan sebagai Allah yang personal atau Allah yang berupa pribadi. Anggapan yang terakhir ini tidak mungkin dicocokkan dengan alam pikiran Yunani pada waktu itu. Menurut beberapa kesaksian logos harus disamakan dengan api. Dan memang dapat diperkirakan bahwa Heraclitus membayangkan logos  sebagai sesuatu yang material , karena pada waktu itu filsafat Yunani belum sanggup mengerti “yang rohani” sebagai tak jasmani. Tetapi biarpun Heraclitus belum sanggup untuk mengertikan “yang rohani” menjadi jelas juga bahwa ajaran logos melebihi sesuatu yang sifatnya material semata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar