TUGAS 1
I. a. Pengertian Psikologi Manajemen
Psikologi
Manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur atau me-manage sumber daya yang
ada untuk memenuhi kebutuhan. Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu
psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting dari
ketiga modal kerja perusahaan manapun. Ilmu psikologi yg memang berpusat
pada manusia, mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti
motivasi, sikap kerja, keterampilan, dan sebagainya dengan berbagai macam teknik dan
metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk
produktivitas perusahaan.
b.
Pengertian Manajemen
Istilah
manajemen merupakan terjemahan dari bahasa inggris “management” yang berasal dari perkataan “manage”. Menurut
The Random House Dictionary of the English Language. College Edition, perkataan
manage berasal dari bahasa Italia “maneg(iare)”, dan ini bersumber dari
perkataan Latin “manus” yang berarti tangan. Secara harfiah managg(iare)
berarti “memimpin, membimbing dan mengatur”.
Untuk
melengkapi inventarisasi definisi manajemen guna berikut ini adalah beberapa
definisi lain yang dikutip oleh Drs.
Moekijat dan dituangkan dalam Kamus Management.
.1.
George R, Terry, Ph.D,: “Principles of
Management”, Management adalah pencapaian suatu tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya melalui usaha-usaha orang-orang lain.
2.
Harold Koontz & Cyril O’Donnell: “Priciples
Of Management”, Management adalah fungsi mencapai sesuatu melalui
orang-orang
3. E, F,
L, Brech:”Management”
Management
adalah suatu proses, dan, lebih khusus suatu proses sosial. Management adalah
sesuatu yang orang-orang melaksanakan dalam hubungannya dengan orang-orang lain
Jadi
manajemen adalah kegiatan yang terus menerus, tetapi sistematis. Tidak
sembarangan atau asal saja, melainkan secara teratur. Dalam keteraturan yang
terus menerus itu, manajemen tidak tanpa tujuan, melainkan ada tujuan yang akan
dicapai. Tetapi, meskipun tujuan telah tercapai, tidak berarti kegiatan
berhenti, karena dalam dinamiknya manajemen, suatu tujuan yang telah dicapai
disusul atau dilanjutkan dengan tujuan berikutnya
c. Fungsi Manajemen
Koontz ( Koontz dan Weihrich, 1993 )
berpendapat bahwa fungsi manajemen
dikelompokan ke dalam lima fungsi. Kelima fungsi tersebut dilaksanakan secara
simultan untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan mencakup :
1.
Perencanaan ( planning )
2.
Pengorganisasian ( organizing )
3.
Pengisian Staf ( staffing )
4.
Memimpin ( leading )
5.
Pengendalian ( controlling )
Fungsi pertama yang dijalankan oleh seorang manajer adalah Planning
(perencanaan), yaitu suatu
proses mengembangkan tujuan-tujuan perusahaan serta memilih serangkaian
tindakan (strategi) untuk mencapai tujuan –tujuan tersebut.
Perencanaan mencakup
(a) menetapkan tujuan
(b) mengembangkan berbagai premis mengenai lingkungan perusahaan di
mana tujuan-tujuan perusahaaan hendak dicapai
(c) memilih arah tindakan (course
of actions) untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut
(d) merumuskan berbagai aktivitas yang diperlukan untuk
menerjemahkan rencana menjadi aksi
(e) melakukan perencanaan ulang untuk mengoreksi berbagai
kekurangan dalam perencanaan terdahulu
Fungsi perencanaan akan memberikan arah kepada perusahaan dengan
menetapkan terlebih dahulu tujuan yang
ingin dicapai oleh perusahaan, Tanpa adanya tujuan yang jelas yang dirumuskan
dalam kegiatan perencanaan , perusahaan tidak akan memiliki hasil akhir yang
jelas untuk dicapai selama kurun waktu terentu. Selain itu ketiadaan tujuan akan
menyulitkan perusahaan untuk melakukan proses evaluasi ( bagian dari fungsi
pengendalian ) pencapaian sesunguhnya. Dalam hal ini berlaku peribahasa “fail
to plan is planning to fail” ( kegagalan membuat rencana merupakan sebuah
rencana menuju kegagalan ). Untuk mencapai apa yang telah ditetapkan dalam
rencana, manajer melakukan
Fungsi yang kedua yakni organizing ( pengorganisasian ).
Pengorganisasian adalah suatu proses di mana karyawan dan pekerjannya saling dihubungkan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Pengorganisasian mencakup pembagian kerja di antara kelompok dan individu serta
pengkoordinasian aktivitas individu dan kelompok. Pengorganisasian mencakup
juga penetapan kewenangan manajerial.
Selain mengorganisasi sumber daya manusia, pengorganisasian juga
mengorganisasi pengguanaan berbagai sumber daya nonmanusia seperti uang,
material, peralatan mesin, dan sebagainya, untuk mencapai tujuan perusahaan.
Roda organisasi akan berjalan dengan baik apabila perusahaan melakukan
perekrutan sumber daya manusia sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan .
Oleh sebab itu untuk menjamin pemenuhan kebutuhan staf yang memenuhi
persyaratan, manajer melakukan fungsi manajemen yang ketiga. Fungsi yang
dimaksud adalah staffing ( pengisian staf ), yaitu suatu proses untuk
memastikan bahwa karyawan yang kompeten dapat dipilih, dikembangkan dan
diberi imbalan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Penysunan staf serta manajemen
sumber daya manusia yang efektif
mencakup pula penciptaan iklim kerja
yang memuaskan karyawan.
Sumber
daya manusia yang telah diorganisasi tersebut selanjutnya perlu diarahkan aktivitasnya agar menghasilkan pencapaian
tujuan perusahaan. Hal ini dilakukan melalui pelaksanaan fungsi keempat yaitu leading
(memimpin) . Memimpin adalah
suatu proses memotivasi individu atau kelompok dalam suatu aktivitas hubungan
kerja (task related activities) agar
mereka dapat bekerja dengan
sukarela (Voluntarily) dan harmonis dalam
mencapai tujuan perusahaan.
Akhirnya
manajemen perusahaan harus senantiasa memastikan bahwa pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh sumber daya manusia
dan penggunaan sumber daya organisasi
sudah sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Untuk memastikan hal tersebut, manajemen perusahaan
melakukan fungsi kelima yaitu controlling
(pengedalian), yang merupakan suatu proses untuk memastikan adanya
kinerja yang efisien dalam pencapaian
tujuan perusahaaan. Pengendalian mencakup
(a)
menetapkan berbagai tujuan dan standar
(b)
membandingkan kinerja sesungguhnya ( yang diukur ) dengan tujuan dan standar
yang telah ditetapkan, serta
(c)
mendorong keberhasilan dan mengoreksi berbagai kelemahan
II. Perencanaan/Planning
a.
Pengertian Perencanaan/Planning
Perencanaan
merupakan tindakan pertama dalam
menjalankan proses manajemen. Sebuah rencana harus disusun berdasarkan landasan yang kuat dan
penglihatan yang tajam, jauh dan luas ke
masa depan ( furure oriented ). Karena
rencana ini nantinya akan menjadi
pola pengorganisasian dan pelaksanaan, maka pembuatannya harus
berdasarkan pemikiran yang matang. Mereka yang dilibatkan dalam perencanaan
harus orang yang memiliki wawasan
, tanggap dan terbuka terhadap pendapat
orang lain, peka terhadap fenomena sosial.
Tadi
dikatakan bahwa perencanaan harus berdasarkan landasan yang kuat. Landasan ini
adalah hasil penelaahan fakta ( fact finding ) yang seksama., hasil penilitian opini ( opinion research ) yang luas dan hasil penelitian motivasi ( motivation research ) yang
mendalam. Hal ini penting, manajemen. Manusia adalah subjek sekaligus obyek.
b. Langkah-langkah dalam menyusun planning
Proses penyusunan rencana melibatkan pemikiran ke depan
berkaitan dengan apa yang akan diperbuat dengan sumber daya yang tersedia.
Dalam menyusun perencanaan yang baik, seorang manajer akan memperhitungkan
berbagai pertimbangan berkaitan dengan pengembangan organisasi yang dikelolanya
seperti berikut:
1.
Menganalisis dan melakukan prediksi untuk masa yang akan datang.
2.
Menetapkan sasaran jangka panjang dengan menentukan sasaran yang ingin dicapai
dan menetapkan hasil yang menjadi target dan tujuan akhir.
3.
Menentukan berbagai kebijakan berkaitan dengan metode kerja yang akan
diterapkan.
4. Menyusun
jadwal / program yang harus dilakukan dalam rangka pengembangan organisasi.
5. Melakukan
evaluasi anggaran keuangan, dengan menetapkan sumber-sumber keuangan dan
mengalokasikan pos-pos pengeluaran yang akan digunakan dalam kegiatan
pelaksanaan rencana.
Dengan menyusun perencanaan dalam sebuah organisasi
diharapkan setiap bentuk kegiatan akan lebih terfokus pada sasaran yang telah
ditetapkan, kinerja lebih efektif, memotivasi pegawai untuk lebih giat dan
berprestasi, memudahkan pengawasan, serta memudahkan manajer dalam pengambilan
keputusan.
c.
Manfaat Planning dalam manajemen
Manfaat
Perencanaan
Perencanaan
bermanfaat sebagai :
(1) Standar pelaksanaan dan pengawasan
(2)
pemilihan berbagai alternatif terbaik,
(3)
penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan ,
(4)
menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi,
(5)
membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
(6) alat
memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait, dan
(7) alat
minimalkan pekerjaan yang tidak pasti
d.
Jelaskan jenis-jenis planning dalam organisasi
berdasarkan jangka waktunya, rencana perusahaan dapat
dibagi ke dalam rencana jangka panjang (
long term plan ) dan rencana jangka pendek ( short term plan ). Yang
dimaksud dengan long term plan adalah rencana yang memiliki jangka waktu
lima tahun lebih. Bahkan bila perusahaan berada
di dalam industri yang perubahannya sangat cepat seperti industri teknologi informasi dan komunikasi,
maka perencanaan dengan jangka waktu tiga tahun lebih sudah dapat
dikategorikan sebagai rencana jangka
panjang. Di lain pihak, yang dimaksud
dengan short term plan adalah rencana
yang memiliki jangka waktu satu sampai tiga tahun. Pada umumnya tujuan
dan strategi tingkat korporasi dan divisi
usaha memiliki jangka waktu tiga
tahun atau lebih ( termasuk rencana jangka panjang ). Sedangkan tujuan dan
strategi masing-masing fungsi organisasi ( marketing, keuangan, produksi,
sumber daya manusia) memiliki horizon waktu rencana jangka pendek sampai menengah.
Pembangian
jenis rencana dapat pula dilakukan dengan melihat hubungan antara jenis rencana
yang dibuat dan jenis keputusan yang dibuat. Pada saat perusahaan berhubungan dengan
berbagai aktivitas/masalah yang
membutuhkan keputusan rutin (programmed
decision ), perusahaan dapat membuat rencana yang bisa diterapkan untuk
mengatasi berbagai aktivitas/masalah rutin tersebut. Rencana seperti ini
disebut sebagai standing plan ( rencana berkelanjutan ). Sebagai contoh,
aturan, kebijakan, dan standard operating
procedure ( SOP ) merupakan contoh standing plan.
Sebaliknya
perusahaan dapat pula mengembangkan
rencana yang ditujukan untuk mengatasi masalah yang tidak terprogram ( unprogrammed
decision ). Rencana ini disebut
sebagai single-use plan. Yang termasuk ke dalam kategori single-use plan antara lain untuk
program dan proyek ( Jones dan George, 2007: 268).
Daftar
Pustaka :
Efendy
Uchiana, Onong. 1989. Psikologi Manajemen
dan Administrasi. Bandung: CV. Mandar Maju
Usman,
Husaini. 2008. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan.
Jakarta Timur: Bumi Aksara
Solihin,
Ismail. 2009. Pengantar manajement.
Jakarta: Penerbit Erlangga
Munandar,
Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri
dan Organisasi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia
Supar, M. 2007. Ekonomi 3. Jakarta: Yudhistira
Quadra.